Latar Belakang Alpukat Cipedak
Ahmad Rizal
|
Awalnya alpukat ini
ditemukan tahun 1990-an oleh Nisan Badar di daerah Cipedak. Baru setelah
memasuki tahun 2000-an, diperbanyak dan di tahun 2004.
“Orang-orang itu enggan menanam alpukat karena banyak
ulatnya. Tetapi saya tertarik mengembangkan karena ternyata alpukat ini tidak
mudah terkena hama dan penyakit serta merupakan salahsatu alpukat terbaik dari
30 varietas yang ada di dunia,” terang Ahmad yang tergabung juga dalam Petani
Muda Community.
Ahmad sendiri pada awalnya
merupakan penyuluh pertanian, tetapi dia memutuskan untuk pensiun dan menjadi
petani alpukat karena dirinya mempunyai ambisi untuk mengangkat Alpukat Cipedak
menjadi alpukat yang mendunia.
Bukan hanya terkenal sebagai icon Jakarta, tepatnya
daerah Cipedak tetapi dikenal di seluruh Indonesia bahkan dunia. “Ini sempat
diklaim sebagai alpukat dari Depok, yakni dinamakan Alpukat Miki. Tetapi kita
tahu bahwa itu sebenarnya Alpukat Cipedak, akhirnya kita langsung daftarkan dan
di tahun 2015 alpukat ini sudah legal dan dinamakan Varietas Alpukat Cipedak,”
terangnya. Tidak hanya karena ingin mengenalkan pada dunia, melainkan alpukat
ini mempunyai beberapa keunggulannya, yakni: rasanya gurih seperti keju atau
mentega, ukurannya tidak terlalu besar atau terlalu kecil (sedang), tahan
terhadap serangan hama dan penyakit, adaptif dengan dataran rendah dan
perakarannya tidak merusak tanah.
Keunggulan
tahan terhadap hama dan
penyakit, serta akarnya tidak merusak lantai. Jadi akarnya itu menebus ke dalam
tanah, bukan kepinggir-pinggirnya. Makanya ketika pohonnya mulai meninggi dan
besar, tidak merusak tanah
Dia (alpukat Cipedak) berbeda, dia kuningnya sangat terang, jelas, dan
bersih," ucapnya. Berdasarkan pantauan Kompas.com, ukuran buah alpukat
Cipedak terlihat sama seperti buah alpukat lainnya. Alpukat ini berbentuk
lonjong. Kulitnya berwarna hijau dengan bintik-bintik kuning.
Cuplikan mengenai alpukat cipedak
Sumber :
0 komentar:
Posting Komentar